akulah kenangan yang gemetar menggerai rambutmu
pada sisa jalan itu, aku tahu, lonceng-lonceng berangkulan
menghembus gairah dingin dari jemarimu, yang coklat
dan bakal lenyap dikecup abad.
akulah kenangan yang terbata memujimu, sedang
kerikil seperti kapas, memutar tasbihnya berkali-kali.
kau tak menjawab. kau hilang seperti kelap
semalaman aku sembahyang dipagari langit hitam
di antara kedua mataku, lenganmu telanjang menyusun harapan batu
candi-candi baru dan katedral yang pernah lumpuh.
kau melukis impian dan mencatat sejumlah tempat persinggahan
nama-nama kenalan, dan handai tolan.
kau tulis hujan dan gigil pada mantelku
tapi kau tak pernah menjawab.
kau hilang dan sekarat
2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment